Rabu, 26 September 2012

Perjalanan di Perantauan

Tidak terasa udah jalan tahun ke-4 saya kuliah di kota perantauan -dibaca Bandung-. Bisa dibilang kota ini juga merupakan kota pelajar selain jogja. Selain terdapat beberapa universitas terbaik di Indonesia, kota ini juga gudangnya wanita-wanita berparas cantik, ayu, manis, ngegemesin, enak dipandang, menawan, rupawan, fantastis, bombastis, fenomenal, terpercaya, terakurat #lohhhh *keseringan nonton om Tukul nih -__-" Tapi ya emang seperti itulah Kota Bandung ini. Semua ada dan tidak ada yang tidak tersedia di kota ini.

,,,,,

Oya,kebetulan saya berkuliah di Unpad -Universitas Padjadjaran- bagian Jatinangor dan sekitarnya. Ntah mengapa saya bisa keterima di kampus ini. Apa mungkin nomer ujian saya keselip di daftar yang lulus? atau para penguji kesemsem melihat tampang saya yang manis dan mencerminkan kecerdasan seorang manusia??hwahahahaha.. yah,apa pun jawabannya,saya sangat bersyukur bisa keterima di kampus ini. Mengapa? ya seperti yang sudah saya tulis diatas, kota ini emang pangkalan militernya wanita-wanita berparas cantik dan cuaaaaakebb!!! ibarat kata, berjalan 5 langkah ke kiri ke depan ke belakang bahkan ngesot sekalipun -sedikit lebay-,kalian pasti akan berpas-pasan dengan cewek yang cakeb. Bagi kalian yang merasa cowok tulen -yang ngga silahkan tersinggung-,disini nih tempat yang cocok untuk membersihkan mata dari belek dan kotoran apa pun dimata kalian! karena dijamin mata langsung terbuka lebar selebarnya dan semua belek bersih dari mata kalian -cuci mata coy!!!-

-klo ngomongin cewek ngga akan ada habisnya nih- -istigfar Ya Allah-

,,,,,

Selama beberapa tahun disini, banyak hal yang saya pelajari dan temukan, mulai dari bahasa daerahnya -dibaca Sunda- wajib ngerti nih klo ga mau dibuat roaming sendiri, perilaku orang-orang disini -ramah dan baik- -ga semuanya juga sih-, pergaulannya -mol penuh dengan anak muda- ntah apa yang mereka cari, dan pastinya saya menemukan si eneng-eneng yang gareulis pisan lah *langsung mimisan*.... hwehehehe

Saya setiap hari menggunakan sepeda motor peninggalan kakak saya yang masih tetap bagus dan layak jalanlah meski udah beberapa kali saya buat terperosok guna mencium tanah air -dibaca sering jatuh dari motor-. Motor tersebut mulai saya warisi disekitaran semester 3 atau 4 klo ga salah ketika kakak saya akan melanjutkan perjalanan dinasnya -next destination for merantau- di negara nun jauh disana -dibaca Jepang-. Tapi untuk semester 1 dan 2, Bus Damri menjadi angkutan favorit yang selalu setia -emang udah jadwalnya- dan ada untuk mengantar saya serta teman-teman mahasiswa lainnya menuju kampus tercinta -dibaca Unpad- yang terletak di sebuah kabupaten yang sangat terkenal akan produk olahan tahu nya, itulah Kabupaten Sumedang.

,,,,,

Setiap naik Damri bawaan saya selalu bete. Gimana ngga bete, setiap pagi bus ini selalu penuh sesak dengan penumpang dari seluruh jalanan Bandung yang "dipungut" bus ini * termasuk saya dong?? -___-" *. Yang lebih ngebetein sang penjaga pintu gerbang Damri -dibaca kernet- tanpa hentinya memungut para penumpang dengan keadaan Damri yang sudah penuh sesak -gerak pun susah-. Dengan entengnya dia ngomong "Maju ke depan a', kelebet kelebet" haduhhh,ngomong apa sih bang -__-". Belum lagi ditambah dengan para penjajak cemilan dan koran yang dengan sangat bersemangat menyusuri lorong yang penuh manusia hasil pungutan si Damri. Mereka tanpa kenal lelah menjajakan jualannya, si penjual asongan dengan semangat nawarin "Yang aus yang aus, mijon a' mijon mijon, qua qua qua -maksudnya aqua-". Sementara si penjual koran dan majalah bekas tak kalah lantang menjajakan jualannya "Koran a' koran, skandal Century akhirnya menyeret wakil Presiden -baca headline surat kabar-". Yang tak kalah jago nawarin jualan ya si mamang penjual tahu dan batagor dadakan "Masih hangat a', tahu tahu tarahuuuu, masih hangat!!". Ya klo cowok desak-desakkan sih gpp deh ya, tapi gimana si eneng-eneng yang gareulis? kan kasian mereka -ciri pria gentle nih- hahahahaha. Tapi untunglah saya sudah melewati masa-masa membetekan tersebut. Semua mahasiswa yang ga punya kendaraan pribadi -dibaca kere- wajib melewati tahap ini nih, ntah sampe lulus sarjana kelak atau sampe si kernetnya bosen liat muka kalian. Seperti kata pepatah "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-bersakit dahulu bersenang-senang kemudian". hehehe

,,,,,

Emang waktu sangat cepat berlalu, ga terasa udah makin tua dan makin mendekati akhir menuju kata 'sarjana' -klo cepet lulus ini juga-. Rasanya baru kemaren -kemaren orang jawa nih- saya ikut ospek dan berkenalan dengan teman-teman baru. Tanpa banyak berharap, ya semoga saya beserta kawan-kawan seperjuangan bisa cepat lulus dan memperoleh si 'sarjana' dengan nilai kumulatif yang bagus. Semoga semua usaha selama ini dapat terbayar lunas dengan mengunjungi Graha Sanusi -tempat wisuda- tepat waktu. hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar